Ku persembahkan karya luka.
Kepada malam berbulan sabit.
Berpijar di
atas pohon pohon bambu dan jati.
Mengguyur cahaya samar tak sebesar
purnama.
Yang kelam tetap ku sulam.
Yang suram janganlah buram.
Bermandilah jiwa walau sepercik membasuk wajah.
Rerumputan masih saja
menari di malam hari.
Karena angin tak pernah meninggalkan untuk pergi.
Sekuntum mimpi mengambang di permukaan angan.
Bertutur bimbang seperti
asap da abu yang pernah bersatu oleh api.
Sementara gelegar ketakutan
hingar bingar memberantakan ketenangan.
Dan tinggal penantian pada masa
masa menuju keabadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar