Senin, 31 Oktober 2011

AKU MENCINTAIMU DENGAN DO'A (R.Gothica)

Bergulir sang waktu beranjak dari fajar sampai senja dan menuju fajar lagi,
tak pernah terhitung seberapa kali waktu itu memjadi detik.menit.jam.hari.minggu.dan bulan..
tak terhitung waktu cinta ini mengalir.
Aku berenang dan sering tenggelam dalam pikiranku.
Aku terhanyut arus di dalam hatiku.
Betapapun semilir angin sunyi tidak mampu mencuri lagi isi hatimu,
tapi aku menitipkan do'a melalui
Tuhan agar sampai kepadamu.
Jika semilir angin pun membuatmu bisu kepadaku.
Tapi biarlah aku menitipkan bisikan do'a kepada Tuhan agar sampai kepadamu.
Cinta memang sesungguhnya adalah kesabaran tak berbatas.
Akan ku tunggu sampai kau ihlas.
Aku masih tersenyum di depan kebisuanmu.
Aku masih tersenyum ketika kau membelakangi.
Cinta ini tidak pernah terputus.
Sama sekali tidak..cinta ini menemukan kemurnian, cinta yang di ajarkan Tuhan.
Aku tidak kehilanganmu.
Aku masih mencintaimu.
Bercengkerama denganmu melalui do'a.
Tuhan menuntunku..menjadikan cinta ini sebagai ibadah.
Dan aku si fakir dan miskin yang mencintaimu dengan do'a

SEKUNTUM RINDU UNTUK YANG TERSENYUM DALAM ANGANKU

Hati ku..ada apa malam ini engkau begitu gelisah?
Apakah kau merindukan purnama yang belum tepat datang?
Ataukah angin malam ini mengusik pikiran hingga sampai kepadamu?
Aku melihat raut parasmu tertunduk lemas menyimpan rahasia.
Engkau begitu misteri di malam ini.
Apakah engkau sedang merindukan dia yang menjadi separuh hatimu itu?
Rindukanlah jika kau merindukanya.
Tetapi jangan kau ratapi bayanganya dengan kesedihan seperti itu.
Berilah dia bahagia dengan kebebasan jiwanya.
Tersenyumlah pada bayanganya di angan anganmu.
Bayangan itu akan menyampaikan kepada hatinya betapa rindunya engkau.
Janganlah engkau takut akan dirinya.
Tuhan pun selalu mengikuti kemana dia pergi dan menuntun kelembutan hatinya.
Rindukanlah jika kau rindukan..sampaikan kepada bayanganya di anganmu.
Dia tak pernah melukaimu..lihatlah bahkan di anganmu pun dia tetap tersenyum

"R.gothica"

MATA UANG PALSU UNTUK TUHAN (PARADIGMA CACAT)

Esensi kehidupan kita sebagai manusia yang cacat.
Rakus obsesi obsesi dunia.
Begitu pintar menyalahkan Tuhan dari semua ini.
Di dominasi kebutuhan duniawi.
Mengabaikan kebutuhan rohani.
Kita begitu dangkal menerima ini semua.
Berapa banyak yang di berikan Tuhan atas yang kita butuhkan?
Tetapi kita memberikan imbalan dengan mata uang palsu.
Berapa banyak kebaikan Tuhan?
Hingga kita menganggap bentuk kejahatan Tuhan.
Terlalu dini untuk membantah.
Terlalu mudah untuk bicara.
Terbutakan tawaran tawaran dunia.
Rakus ingin menggenggam semuanya.
Dengan mata uang palsu yang kita berikan.
Kemudian ingin memperbudak Tuhan?
Terlalu singkat paradigma kemanusiaan kita sebagai mahluk.
Kita hanyalah hamba.

PERJALANAN MENUJU HATI

Aku berjalan dengan jiwa yang lapar.
Perjalanan jauh menuju hati ku sendiri.
Aku pernah bersedih menangisi fatamorgana.
Tetapi itu wujud diri ku sendiri.
Aku yang begitu terhanyut rayuan ilusi.
Ternyata hilang dari pandangan mata kepala.
Tetapi ku temukan bersemayan di dalam hati.
Apa yang aku keluhkan?
Sedangkan itu semua tidak ada.
Seperti api di jadikan ada kemudian mati tertiup.
Lalu kemana arahnya?
Kenapa aku tidak pernah mengeluhkan hati ku yang terabaikan diri ku sendiri?
Aku terbuai yang akan mati.
Aku terbuai yang tak abadi.
Aku terbuai yang pasti hilang.
Dan semua itu sesungguhnya tak ada.
Apa yang aku cari hingga jauh kesedihan meratapi?
Semua itu ada di dalam hati ku sendiri.
Dan perjalan jauh itu adalah menuju hati ku sendiri.
Aku menyaksikan ketidak abadian yang nyata.
Seperti semua manusia menderita dengan harapan harapanya kepada ilusi yang nyata.
Apa yang di harapkan itu sangat dekat tetapi jauh.
Jika bisa lebih memahami apa yang di cari.
Maka semua adalah terdapat dalam hati..

ROMAN PICISAN

Mencintaimu seperti mencintai hatiku.
Mungkin aku tidak harus di sampingmu.
Karena adanya dirimu sudah di hati ku.
Dimensi membangun dinding.
Hati ku tidak terbatasi apa apa.
Tidak pula mati di sini.
Kamu tau..ada mu masih tetap di hati ku.
Aku tidak bisa menjelaskan lebih dari ini.
Karena semua lebih dari sekedar bahasa.
Aku memohon kepdad Tuhan..
agar masih ada waktu
untuk menata dalam bentuk baru apa yang pernah hancur

KEMARILAH JIWAKU..

Bagaimana aku bisa berpikir sampai di sini?
Jauh dari harapan manusia tentang duniawi.
Aku belajar sedikit demi sedikit melepaskan keterikatan itu.
Karena aku akan membawa jiwa ku pergi dari tempat ini.
Menuju gerbang keabadian bersama malaikat yang menjemput ku.
Aku ingin menyaksikan diri ku yang bebas.
Terbebas dari harapan harapan pada kekosongan ini.
Aku belajar dari kekosongan yang terisi.
Tetapi semua tetap akan kembali kosong.
Wahai jiwa ku..kemarilah dengarkan nasehat ku.
.lihatlah bunga bunga itu,
jangan terbuai mengagumi indahnya.
Jangan menangis oleh tajam durinya.
Bunga bunga itu pun akan mati dan jatuh di tanah.
Kemudian hilang tak ada.
Apa yang kau lihat adalah mata pelajaran Tuhan.
Engkau akan menemukan tempat dalam keabadianmu.
Dan engkau harus menemukan jalanya di hatimu.
Akhir dari semua ini adalah..
selamat tinggal ilusi dan selamat datang keabadian.

Maafkan Aku Jiwaku

Aku bermimpi di suatu hari aku berada di pemakaman ketika seseorang meninggal.
Tiba tiba aku melihat jiwaku di sana,
aku lihat raut wajahnya yang ketakutan,
aku dekati dan bertanya
"kenapa engkau tampak takut jiwaku?"
Dia menjawab "lihatlah jasad yang di makamkan itu,dia laksana jubah yang di tanggalkan dan simpan dalam peti abadi,
karena jiwanya harus menghadap Tuhan melalui pintu dimensi yg kekal,
tetapi apakah Tuhan akan menerimanya karena jiwa itu tampak kotor dan kumuh tak terawat.karena sebelumnya dia hanya lebih meriasi jubahnya,
memperindah jubahnya tetapi jiwanya tidak pernah di basuh dengan ibadah dan iman,
aku takut jika nanti tiba waktu saat Tuhan mengutus malaikatnya menjemputku aku dalam keadaan kotor dan kumuh seperti ini sehingga Tuhan tidak menerimaku"
kemudian aku merenungi,
aku telah berbincang dengan hati dan jiwaku,
betapa lebih ku turutkan naluriku demi kebutuhan ragaku saja di banding kebutuhan spiritual yang akan abadi,
masihkan banyak waktu untuk aku basuh jiwaku dengan ibadah dan iman?

Sabtu, 15 Oktober 2011

TUHAN..IJINKAN AKU BUNUH DIRI (MATI UNTUK HIDUP)

Sempitnya ruang kebenaran dalam diri.
Kerak hati di kelabuhi.
Ingin aku bunuh diri.
Aliran tubuh di dominasi arogansi.
Tak terkendali suara hati.
Ingin aku bunuh diri.
Langkah langkah di bentuk naluri.
Jiwa melemah kalah.
Ingin aku bunuh diri.
Untuk kehidupanku.
Untuk kebangkitanku.
Untuk keyakinanku.
Untuk kebenaranku.
Harus aku bunuh diri.
Aku terkuasai halusinasi.
Ingin lepas dari semua ini.
Tuhan..ijinkan aku bunuh diri.
Tuhan..ijinkan aku bunuh diri..
agar aku dekat.
Agar aku kuat.
Agar aku menang..
belenggu belenggu duniawi.
Tipuan tipuan mimpi.
Harapan harapan menuju dosa..
kesejatian jiwa..
Tuhan ijinkan aku bunuh diri ini..
damai dalam ketenangan sejati

Adanya ketiadaan di dalam ada

Aku yang berdiri tegap ini adalah dosa.
Dan yang ku turuti ambisinya ini ada musuh perkasaku.
Aku menjadi budak dalam diriku sendiri.
Yang menjadikan aku sedih adalah aku.
Yang menjadikan bahagia adalah aku.
Bukan mereka.kamu dan dia.
Kalian adalah perantara Tuhan.
Dan aku pun perantara untuk kalian.
Aku mencari apa yang tidak ada.
Untuk meniadakan apa yang ada.
Aku yang hitam.
Aku yang kelam.
Aku yang hilang.
Aku yang mati..
dan aku yang mencari.
Jika aku sadar mengapa aku diam?
Di dalam diri yang sakit ini..
ingin ku muntahkan lendir lendir racun yang menyedihkan.

Monster besar di tubuhku

Monster besar menguasaiku.
Mengisi dan memegang kendali setiap inti dalam diri.
Monster besar menjerat kuat.
Sulit berontak..
sulit menolak.
Menjadikan diri seperti robot bernyawa.
Setiap sistem di sabotase.
Mati akal. Lemah pikiran.
Lemah bathin. Lemah hati.
Kekuatan besar terfokus pada naluri ambisi dan emosi.
Organ penting melemah..
monster besar dalam diri.
Menguasai jiwa..
sekuat apa aku bisa bebas?

SELAMAT MALAM BULAN SABIT

Ku persembahkan karya luka.
Kepada malam berbulan sabit.
Berpijar di atas pohon pohon bambu dan jati.
Mengguyur cahaya samar tak sebesar purnama.
Yang kelam tetap ku sulam.
Yang suram janganlah buram.
Bermandilah jiwa walau sepercik membasuk wajah.
Rerumputan masih saja menari di malam hari.
Karena angin tak pernah meninggalkan untuk pergi.
Sekuntum mimpi mengambang di permukaan angan.
Bertutur bimbang seperti asap da abu yang pernah bersatu oleh api.
Sementara gelegar ketakutan hingar bingar memberantakan ketenangan.
Dan tinggal penantian pada masa masa menuju keabadian.

Senin, 03 Oktober 2011

Tutuping wiwit karep

Wengi iki netraku ora biso merem.
tansah bubrah ning ati kelingan sliramu.
paguyonmu klebon ati sumesek sajroning dodo.
koyo ora lilo ninggal.
lumiting sumilir angin gawe kangening ati.
ning jebule tresnamu cethek koyo kali kebhak padasan.
ora kuoso yen kahanan iki dadi tutuping wiwit karep.
duh cah ayu..
sliramu ra mangerteni.pangerten luh kang tumetes mbrebes mili.
aku ra kuat nandang roso kelonto lonto.
saben soyo panyuwunku ojo lali.
mung sliramu sing tak anti tak puji.
ning dumadakan kalah nandang bronto
.kadong loro ora biso sambat sopo sopo.
nyanane sliramu biso bungah tanpo aku.
siji cah ayu..
saperlu di weruhi aku isih sadulurmu

Alam hatimu

Ketika aku berada di hatimu.
Aku seperti di tengah sebuah desa yg ramah.
Teramat sejuk nafas alam.
Begitu tenang pohon pohon rindang berayun oleh angin.
Aku seperti petani kecil di sebuah ladang.
Menebarkan benih benih dengan rasa mengasihi.
Bersyukur di antara hujan yg meliputi kesuburan.
Aku menyapamu di setiap waktu dengan tuturmu yg santun.
Begitu ramah senyumu memikat dan semakin terpikat.
Ketika aku memasuki hatimu.
Seperti sebuah desa dan kesejukan alam begitu ramah..meskipun saat ini aku telah mati.
Tapi aku terkubur di tengah tanah desa yg memikatku..

Minggu, 02 Oktober 2011

Malam kelahiranku

Malam inilah aku di lahirkan oleh rahim sunyi.
Aku janin kecil menangis di belantara kegelapan.
Aku di timang di atas harapan rumput menyambut angin.
Aku di asuh hantu kematian yang begitu lembut mengecupku.
Aku di basuh air mataku sendiri di bawah cahaya gemintang.
Wahai bapak yang perkasa sang jagad raya.
Seperti apakah kelak aku yang dewasa?
Seperti ksatria melawan dan menahlukan dirimu sendiri.
Wahai ibuku sang angin yang lembut.
Aku bersimpuh di pangkumu atas nafas kebebasan jiwa.
Malam ini aku di lahirkan di belantara rimba.
Tangisku mengundang iblis di balik semak.
Mencium darahku yang memabukan.
Siapakah yg akan membawaku pada gerbang keselamatan?
Atau pasrah di dekap asuhan hantu hantu perawan?

Akulah musuhku

Apa yang ku tahu tentang kebenaran.
Hanyalah sebongkah batu kecil di bawah tebing.
Kebodohan terhebatku menerangkan ketidak sadaran.
Aku manjakan musuh terbesarku.
Ku turuti lebih dari keimananku.
Bahkan aku belum menemukan siapa diriku yang sejati.
Apakah aku hati atau sekedar naluri?
Aku adalah ambisi dan kemunafikan.
Masih tak sejalan dengan tuntunan.
Sejatinya rasa adalah rasa yang sejati.
Aku adalah pencari..
aku adalah yang tersesat.
aku adalah pertanyaan..
aku adalah musuhku yang menahlukanku.
Aku adalah kebenaran dosa..
dan aku belum benar benar menemukanku

Hatiku yang masih kecil

Duhai..hatiku yg kerdil.
Engkau begitu membesar besarkan perasaanmu seolah kau memperindah ketakjuban sampai dasar lautan.
Engkau dan hatimu sesungguhnya masih diam di pinggiran pantai memperhatikan buih di arus gelombang.
Aku melihat rasa takutmu wahai hatiku yg kecil.
Engkau yg melihat dasar lautan itu begitu indah hanya sekedar menafsirkan.
Engkau lebih mencintai dirimu dengan udara yg memanjakanmu begitu bebas.
Dan seberapa luaskah atas samudera yg sedang bersandar di dinding langit itu?
Oh..ini hanya ketakjuban tak terjangkau lebih besar dari yg ku besar besarkan itu.
Hatiku yg kecil ini menakuti kehampaan nafas dan kematian gerak.
Ternyata keindahan yg dalam itu hanya sebuah tafsiran tak terjangkau.
Tetapi begitu hebatnya aku mengumbar,menjanjikan kebesaran di balik bayang bayang ketakutanku.
Oh hatiku..engkau ternyata hanya sebentuk cinta yg masih kecil..

MATI DALAM JASAD

Turut berduka cita padamu yg mati tak terkafan.
Seberapa lamakah kau teguhkan oleh tulangmu dan kau bungkus dengan dagingmu yg lunak.
Aku berduka padamu yg mati bunuh diri.
Kau simpan mayat dalam kokoh tubuhmu.
Kau tutupi dengan beberapa keangkuhan bahwa tubuhmu bukanlah makam.
engkau tancapkan batu nisan di pikiranmu,
batu nisan yg keras tertulis nama "AKU",
engkaulah aura mistik yg mampu mengubah persemayamanmu.
Mencabut batu di kepalamu dan bangkitkan jiwamu.
Seberapa lamakah engkau merelakan kematianmu?
Engkau yg masih layak hidup wahai jiwa.
Dan sesungguhnya engka tak harus mati.
Tetapi engkau yg membunuhmu.
Jika memang harus kau biarkan mati..
aku pun berduka cita untukmu

KERUDUNG TUHAN

Kerudung Tuhan jangan terbeli rencana.
Kerudung Tuhan harganya ibadah. Kerudung Tuhan begitulah suci.
Kerudung Tuhan jangan di pertaruhkan.
Kerudung Tuhan definisi iman.
Kerudung Tuhan sehelai kain tetapi gerbang baja harga diri.
Kerudung Tuhan jangan kau lepaskan karena mata setan begitu tajam.
Kerudung Tuhan itu perisai.
Kerudung Tuhan bukan pagelaran.
Kerudung Tuhan jadikan cermin betapa hatimu tak bermain.
Kerudung Tuhan itu penasehat.
Kerudung Tuhan pengingatmu

SIAPA AKU DAN TUHAN?

Ku tancapkan belati tajam di kepala.
 Ku pecah belah membongkar dunia.
Ku pecahkan isi di dada.
Ku cairkan menjadi darah.
Ku tajamkan mata ke alam luas.
Di manakah Tuhan berada?
Merangkak kembali menjadi bayi kecil.
Aku masih bertanya untuk apa ada agama?
Tulangku sedikit menguatkan aku berdiri aku tetap bertanya..seperti apa surga?
Begitu mulai aku berjalan aku bertanya mengapa harus takut pada neraka?
Gemetar kaki mulai mencoba berlari aku bertanya apa yg sedang ku cari?
Berhenti di bau busuk bangkai binatang aku bertanya apakah aku adalah manusia?
Ada utara.selatan.timur barat dan di atas bumi aku menatap langit aku terus bertanya apa tujuan hidup?

INTERUPSI TAMENG BAJA

Serdadu hitam bertaring srigala.
Tergenggam kapak bertama dua.
Serdadu hitam kuliti mangsa.
Puas dahaga kucurkan darah.
Serdadu serdadu gelap mata.
Sembunyi di balik tameng baja.
Mengintai.menerkam.memangsa.
.tak peduli kalah susun rencana.
Reaksi jalur bawah di bawah otak sadar.
Gilas..menggilas jangan tergilas.
Serdadu hitam lemparkan logam.
Propaganda doktrin pencabut nyawa.
Interupsi dahsyat media otak.
Taring berdarah ajang kejayaan.
Serdadu hitam barisan pembunuh..
sanjung neraka istanah fantasy.
Bunuh pembenaran yg bermakna.
Kuatkan tatanan baru mahluk mahluk terjajah