Minggu, 21 Agustus 2011

Aku yang merampas surga sebelum tempatnya

Aku adalah budak dosa.
Merampas surga sebelum tempatnya.
Aku adalah sosok buta.
Tak peduli cerita neraka.
Ku bayar bidadariku di atas ranjang.
Ku reguk arak dan madu di dalam bar.
Aku rampas surga sebelum tempatnya. Aku sedekah di pertaruhan. Aku sembah lembar lembar kertas. Tuhanku adalah uang.
Karena aku merampas surga sebelum tempatnya..
aku mati nurani.
Aku buang jubah moral.
Aku robek bakar jubah etika.
Aku merampas surga sebelum tempatnya.
Kemudian aku terjatuh tanpa sahabat.
Aku merengek tanpa tuan.
Aku di bayangi kematian.
Aku takut melihat makam.
Sepertinya aku melihat neraka di dalam.
Masih sempatkah aku menyebut Tuhan.
Di pembaringan suaraku hilang.
Aku bukan pelaku agama.
Apakah aku harus membayar dengan uang untuk sebuah do'a?
Haruskah kematianku tanpa mengenal Tuhan yang selama ini asing di hidupku?

Sabtu, 20 Agustus 2011

Perserikatan Bangsa Bangsat

Bangsat..
negara para bangsat.
Suarakan kemunafikan diri kepada dunia.
Sebut saja orde mereka.
Kerusakan otak pengaruhi mulut.
Reaksi anti kapitalis.
Reaksi anti penyelewengan.
Reaksi pluralitas.
Semua itu bullshit..
mereka memanjakan diri pada ketergantungan.
mereka bukan yang berada dalam demokrasi.
Mereka para fanatisme tanpa apa apa.
Mereka belum siap mengerti solidaritas..
bangsat..
bangsat..
manusia lainya.
Mari bertanya..
kapan mereka mati dan benar benar sampai pada tujuanya..
NERAKA..

Persepsi Hitam

Obesesi menghitam darah kaum muda.
Serbuk serbuk neraka menjadi konsumsi.
Demi menjadikan diri sejati dan abadi.
Mereguk cairan kencing iblis di halalkan.
Setara dengan kebanggaan baginya.
Semua terekam dalam dokumentasi kebodohan.
Cara terhormat menjadi berbeda.
Di sampingku para buku buku bernafas.
Bersamaku tersenyum melihat otak transfaran.
Menunduk muka mereka sendiri seperti kemaluanya.
Hanya butuh waktu dan seleksi alam.
Jika memang peduli pada otaknya.
Ketakutan mereka adalah saat dunia tak bisa mengakui.
Tapi neraka sudah bertepuk tangan.
Banggalah jiwa yang kolot.
Suarakan yang menurutmu benar.
Tapi dunia sudah mengabarkan kebodohan itu..

depresi otak

Mereka pergi membawa hatinya.
Mereka membunuhku di hatinya dan menyimpan di kepala mereka.
mereka hilang di hadapanku sedangkan aku sangat menderita.
Aku sakit mulai waktu kemarin.
Mereka tidak pernah percaya aku tegang membawa beban.
Otak ini berat dan berdarah.
Mereka seperti orang orang lupa ingatan.
Mereka lupa mengenalku.
Aku butuh..
aku ingin..
aku perlu.
Tapi aku sudah mati bagi beberapa orang.
Mereka pikir ini hiperbolis.
Mereka pikir aku gila dengan fantasy dan darah.
Mereka tidak pernah mengenalku hingga saat aku jatuh sakit.
Mereka tidak ada di dekatku dan memberiku obat.
Aku yang mati bunuh diri
Atau mereka yang membunuhku dari perasaan mereka?
Lihat ini nyata..lihat dan raba dengan pisau.
Katakan sakit jika kalian mengenalku.
Aku akan mati nanti dan mereka mulai merindukan untuk menyiksaku.
Mereka tak peduli aku hancur oleh waktu.
Mereka tidak bersamaku dan membagi.
Aku sakit..
aku sakit..
aku sakit...

Tentang sesuatu di kehidupan saya

Anda tidak tahu apa apa tentang kejanggalan otak saya.
Anda beku membiarkan diri saya.
Anda tak peduli yang terjadi dengan pembuluh darah di kepala saya.
Hanya akan menangis nanti jika saya mati.
Banyak yang terjadi di pikiran saya.
Halusinasi ketakutan.trauma sakit jiwa di masa lalu.
Anda tidak akan menjawab yang terbaik tentang semua ini.
Karena ada berada di jalan buntu tentang pilihan anda sendiri.
Dan satu satunya keputusan adalah membunuh saya dari hati anda untuk lari.
Kita belum menyelesaikan impian yang kita rangkai dulu.
Tetapi kepala saya terasa sakit oleh waktu yang mulai menyakiti.
Saya hanya bisa meneruskan berhalusinasi sampai menjadi benar benar gila.
Saya tidak akan menangis untuk selamanya.
Karena saya pasti akan berhenti untuk mati.
Saya tidak ada waktu untuk membenci anda.
Karena saya sibuk mencari tahu agar saya sembuh.
Tidurlah dulu agar saya tidak melihat bayangan anda menggoda saya.
Karena saya pasti akan jatuh mengejarnya

Saya akan mengambil luka anda

Sejak kemarin saya melihat anda.
Kemudian saya berbicara dengan cerita cerita luka.
Ternyata saya mendapati jiwa anda dalam keterpurukan.
Saya merasa sama dengan anda.
Saya mulai mendapatkan anda untuk membagi luka yang sama.
Jangan anda menyerah sebelum berpikir.
Saya akan membantu anda melihat ke depan sana.
Kita sama sama belum bahagia
Jangan menyimpan dan membiarkan rasa sakit anda sendiri.
Saya datang mungkin dari rencana Tuhan.
Begitu juga ketika anda menerima kedatangan saya sebagai tamu anda.
Ada Tuhan di balik kita. Jika anda percaya akan kita saksikan bersama.
Jangan membiarkan air mata anda teruh jatuh.
Saya akan membuatnya berhenti mengalir dengan menutup lubang di hati anda.
Saya akan datang untuk hari hari anda sampai luka itu kering.
Saya juga terluka.
Tetapi akan membaik bersama anda